Thursday, July 4, 2013

Cerpen 14 - Pulang

"Mas, aku mau pulang ke Yogya. Ibu katanya kangen."

Aku mengintip dari atas notebook. Mencoba menebak maksud Yuni. Sesaat berhenti mengetik email balasan, mencoba berkonsentrasi membaca gerakan punggung Yuni yang sibuk mencuci piring kotor bekas makan malam.

Kembali berkutat dengan email, aku berpura-pura tak mendengar pernyataannya. Email balasan ini di tunggu Suzuki-san, orang Jepang satu ini benar-benar cerewet soal email dan jadwal pekerjaan.

"Boleh ya Mas?"

Kembali Yuni bertanya, mengharap perhatian dari suaminya. Aku tahu dia hanya ingin melarikan diri dari pekerjaan "Mbok Jum". Bulan lalu dengan terpaksa Mbok Jum aku kembalikan ke kampungnya untuk beristirahat di hari tua.

25 tahun Mbok Jum membantu Ibu di Padang dan 5 tahun lalu Mbok Jum memutuskan untuk ikut ke Jakarta membantu aku yang baru merintis rumah tangga bersama Yuni. "Biar Abang bisa kerja tenang, biar Mbok Jum yang bantu beres-beres rumah." Ah, alasan Mbok Jum itu seakan dia punya indera ke-6, Yuni tak pernah bisa mengurus rumah dengan baik.

"Gimana Mas?"

Aku masih mencoba berkonsentrasi dengan email namun ribuan kata-kata dalam bahasa Inggris seperti berlari-lari kesana kemari macam kumpulan kijang di kejar cheetah, tak mampu aku kejar untuk digabungkan dalam email balasan si Jepang ini. Yuni masih mencoba mencari jawaban atas pertanyaannya.

"Mas! Ih, ditanyain kok malah diem aja."

"Berapa lama? Kapan perginya?" Akhirnya aku menyatakan ketertarikanku atas pertanyaannya.

"2 minggu aja kok. Besok siang. Boleh ya Mas?"

"Lah, trus selama 2 minggu itu aku makan apa?"

"Ah gampang itu. Nanti aku minta Henny menyiapkan untukmu. Sekretarismu itu bener-bener top deh Mas. Bisa diminta bantuin apa aja."

Henny, hm.. Boleh juga ide Yuni. Tapi aku harus berpura-pura keberatan biar dia tak curiga.

"Seminggu aja deh. Lama bener 2 minggu. Tapi kalo Ibu bener-bener kangen sama kamu, yah.. Apa boleh buat lah."

"Bener nih Mas? Boleh 2 minggu ya?"

Kali ini cukup mengangguk saja, sambil mata tetap terpaku pada balas membalas email ini.

Yuni berlalu setelah sebelumnya mengecup keningku dan mengucapkan selamat tidur.

Konsentrasi balas email ini makin kacau. Semua rangkaian kalimat bahasa Inggris buyar berganti rangkaian kata untuk pesan singkat ke Henny.

"Dia jadi pergi 2 minggu. Besok siang berangkat. Mulai besok aku tinggal di apartemenmu. Pakai yang sexy."

Kursor di notebook masih berkedip-kedip. Menunggu dengan sabar apa yang akan aku ketik sebagai balasan email Suzuki-san. Disini aku dengan semangat membayangkan mengusutkan sprei ranjang di apartemen Henny. Yuni benar, Henny memang sekretaris yang top. Benar-benar TOP!

No comments:

Post a Comment