Saturday, April 16, 2011

Hidup di Jaman Modern

Enaknya hidup di jaman yang serba canggih sekarang ini, hampir semua kegiatan bisa dipantau melalui satu perangkat kecil saja bernama smart phone. Smart phone ini ada yang bernama Blackberry, Iphone, & handphone Andorid. Dengan smart phone kecil iti saya bisa memantau berbagai hal mulai dari masalah serius hingga masalah ringan seperti koneksi hubungan pribadi dengan teman-teman sekolah melalui situs-situs pertemanan macam facebook & twitter (bagi saya cukuplah 2 situs pertemanan ini, terlalu banyak malah tidak bisa saya pantau dengan maksimal). Biasanya melalui smart phone saya membaca perkembangan politik, bursa saham dunia, harga emas dunia, kolom gosip, update status, mengamati jalanan Jakarta tercinta yang tak pernah lepas dari kemacetan, kecelakaan, tawuran warga, dan sekarang saya mulai menikmati "mainan" baru saya di smart phone ini yaitu menulis blog. Setelah hampir 2 tahun saya menggunakan smart phone ini, baru saya temukan aplikasi yang bisa saya gunakan untuk ngeblog tanpa PC atau notebook, cukup dengan smart phone ini saja. Namun terkadang cukup melelahkan juga mengetik blog di layar, keypad, serta tulisan yang jauh lebih kecil ketimbang PC atau notebook. Sampai pegal jempol ini dipakai mengetik di tombol huruf yang kecil-kecil untuk membuat satu artikel saja, namun kepuasan yang didapat setelah artikel itu selesai membuat jempol ini bergerak lebih cepat dari kemampuan otak saya berpikir apalagi yang perlu saya tumpahkan. Dengan smart phone kecil di tangan, jempol yang sudah siap bergerak dengan suruhan otak kecil & ditemani segelas green tea latte di gerai kopi dengan tempat duduk nyaman serta tak ada yang mengganggu, membuat satu artikel hanya dalam hitungan menit saja bisa selesai selama green tea latte yang tersedia di atas meja ini belum habis saya hirup semuanya. Sungguh menyenangkan ketika menemukan suatu "mainan" baru yang bisa membuai saya jauh ke dalam alam pikiran saya sendiri tanpa ada yang mengusik atau mengatur. Lalu ketika jempol ini pegal & mata mulai lelah dengan ketikan di layar kecil ini, saya mulai berpikir untuk membeli sebuah tablet untuk mempermudah saya ngeblog. Ah, hidup di jaman serba teknologi canggih ini membuat saya semakin konsumtif & bergaya hidup mewah. Mungkin untuk sementara ini saya perlu bertahan dengan layar kecil ini dulu hingga saya menemukan satu penerbit buku yang ingin menerbitkan blog saya ini & membayar royalti cukup besar hingga layak saya katakan bahwa saya memerlukan satu perangkat modern macam tablet untuk mempermudah saya menulis blog.

Friday, April 15, 2011

Kicau Kacau

Judul diatas sebenarnya saya ambil dari catatan kaki seorang entertainer sekaligus penulis, Indra Herlambang. Catatan-catatan kaki seorang Indra Herlambang itu membuat saya ingin kembali menekuni bidang tulis menulis yang sudah saya tinggalkan cukup lama. Terakhir saya menulis di suatu situs pertemanan yang sedang akrab-akrabnya diperbincangkan hampir semua kalangan manusia se-Indonesia Raya ini, facebook. Beberapa dari tulisan tersebut memang terinspirasi kehidupan saya sehari-hari. Kehidupan yang saya jalani dengan mengamati berbagai perilaku di sekitar saya. Seperti sekarang ini, ada seorang operator telepon di kantor saya yang baru belakangan ini saya perhatikan ternyata mulai merubah penampilannya bagaikan tak mau kalah dengan para staf kantor yang kerap bertemu dengan klien. Pertama-tama dia merubah tatanan rambutnya yang dulu seperti rambut jagung, kuning di hampir tiap helai rambutnya, ujung rambut yang patah-patah bercabang (walaupun saat itu saya sudah beranggapan bahwa rambutnya itu sebenarnya cukup tertata rapi), berganti dengan rambut halus tertata rapi lurus tanpa ujung-ujung yang patah bercabang. Sengaja dia pergi ke salon yang lebih bagus untuk merubah tatanan rambutnya yang tak beraturan itu. Lalu dia mulai menggunakan mascara sehingga bulu matanya terlihat melengkung lentik mengalahkan bulu mata Diva terkenal Krisdayanti. Tak lama kemudian dia mulai melengkapi dirinya, yang semula bersepatu datar lalu berganti dengan sandal jepit kantor untuk mempermudah gerakannya dari lantai 1 ke lantai 2, dengan sepatu-sepatu berhak 3-5 cm hingga ketika dia berjalan akan terdengar suara tak..tok..tak..tok..macam pegawai kantoran elit di gedung-gedung tinggi daerah Sudirman-Thamrin. Kini dengan gayanya yang lebih mentereng ketimbang dulu membuat beberapa staf kantor meledeknya, "Duh, bulu matanya bisa buat cantelan tas tuh", atau "Cieee..rambutnya lempeng amat". Kemudian kemeja yang dikenakannya mulai dimasukkan ke dalam celana panjang tanpa ada yang dikeluarkannya sedikit pun, ikat pinggang berbagai model & warna bergantian dililitkan di celana panjangnya. Penampilannya sekarang sudah mulai menyamai pegawai kantoran elit di kawasan Sudirman-Thamrin. Saya tidak bermaksud memandang rendah status operator itu tadi, namun ada beberapa hal yang menurut saya kurang perlu diterapkannya hingga mengubah hampir keseluruhan dirinya. Pertama, kantor saya bukan berada di kawasan elit Sudirman-Thamrin atau gedung-gedung elit lainnya namun hanya berupa satu gedung sederhana di daerah perumahan padat dimana para karyawannya berpakaian kemeja, celana panjang bahan kain serta sepatu/sandal berhak yang akan dilepas ketika sudah sampai di kantor berganti dengan sandal jepit untuk memudahkan wara-wiri di sekitar kantor, sehingga menurut saya tak perlulah si operator ini berpakaian macam pegawai kantoran elit Sudirman-Thamrin. Kedua, kantor saya tidak terlalu banyak didatangi tamu-tamu penting sehingga menurut saya cukuplah untuk sang operator ini berdandan ala kadarnya, menyapu bedak di seluruh muka serta mengoles lipstik di bibir tipisnya secukupnya saja. Ketiga, menurut saya mungkin lebih baik dia merubah tingkah pola lakunya sehingga bisa menarik simpati orang, ketimbang sekarang yang lebih sering menerima telepon dengan muka masam serta suara ketus diiringi dengan pernyataan tanpa basa basi untuk menutup panggilan tersebut. Terlepas dari semua kelebihan & kekurangannya, saya cukup merasa terhibur dengan penampilannya sekarang. Suasana kantor menjadi lebih meriah karena banyak celetukan yang dilemparkan untuknya, sehingga cukuplah hiburan menarik di kantor kecil ini.